Perbedaan Penyebutan Voice Over, Voiceover, dan Voice-Over

Ada beberapa pengucapan yang berbeda untuk merujuk pada pengisi suara. Ada yang menyebut sebagai voice over, voiceover bahkan voice-over. Lalu, apakah perbedaannya?

Jika kalian mencoba mencari di mesin pencarian Google, kata voice over atau pengisi suara atau dubber muncul sebanyak 27 ribu kali dalam sebulan lalu voiceover mencapai 9.900 kali dalam sebulan. Ada pula voice-overs dengan 3.600 kali pencarian dalam periode yang sama.

Voice over or voiceover? Jika kalian adalah seorang talent voice over atau pengisi suara atau dubber, pertama-tama kemungkinan terlintas bahwa voice over atau pengisi suara atau dubber menjadi kata yang tepat untuk melakukan optimalisasi mesin pencarian atau SEO pada kata “voice over” akan tetapi anggapan ini malah mengarah ke topik lain yang tidak terkait. Kata voice over dapat otomatis mengarah sebagai Voice Over Internet Technology atau teknologi VoIP padahal voice over di sini mencakup arti pengisian suara, dan bukan teknologinya saja.

Dalam beberapa kamus, seperti Oxford Dictionary dan Merriam Webster, yang dipilih justru kata voice-over yang berarti mengisi suara. Untuk Oxford Dictionary sendiri kata voice-over merupakan kata kerja yang membutuhkan obyek untuk melengkapinya.

 

Jadi, voice over or voiceover?

 

Sebab kita tinggal di Indonesia yang biasanya mengikuti kepraktisan, kata voice over sudah lama kita kenal. Bahkan istilah voice over sudah langsung masuk ke benak kita sebagai pengisian suara dalam banyak bidang, mulai dari industri kreatif hingga bisnis korporat konvensional. Sedangkan kata voiceover sendiri tidak terlalu berpengaruh sebab tidak mengandung arti yang jauh berbeda dari kata voice over. Dalam tulisan, dua kata, baik voice over atau pun voiceover, tidak menimbulkan kebingungan mengingat cara pengucapan yang rata-rata langsung disambung, tidak sengaja dipisah.

Meski mempunyai cara penulisan yang berbeda-beda, pada akhirnya kita tidak bisa mengelak dari perkembangan zaman yang menginginkan kepraktisan, terutama di Indonesia yang bukan pengucap asli Bahasa Inggris. Dalam hal ini, kata voice over lebih mudah dipahami dibandingkan kata voiceover yang dapat memantik pertanyaan mengapa hanya satu kata saja dan sebagainya.