Voice over atau pengisi suara atau dubber merupakan suatu pekerjaan dengan memakai suara sebagai pemeran utamanya. Berkembangnya jaman, membuat profesi voice over atau pengisi suara atau dubber ikut berkembang. Tidak lagi hanya berkaitan dengan siaran televisi. Penggunaaan Voice Over semakin luas seperti halnya dalam iklan di radio, promo film atau promo program radio/TV, buku audio (audiobook), presentasi, hingga jingle sekalipun. Dengan kata lain, segala jenis produk audio yang dilahirkan oleh suara bisa dikelompokkan ke dalam jenis Voice Over. Pelaku Voice Over sendiri bisa disebut sebagai Voice Over Talent.
Di luar negeri, profesi Voice Over ini banyak diminati oleh segala golongan masyarakat. Akan tetapi, Voice Over di Indonesia belum terlalu dilihat, meskipun sudah ada beberapa orang yang berminat untuk terjun dalam bidang ini. Bahkan beberapa perusahaan atau brand yang menyediakan jasa Voice Over atau pengisi suara atau dubber pun sudah mulai bermunculan, meskipun belum terlalu banyak. Voice Over merupakan teknik produksi suara yang biasanya digunakan di radio, televisi ataupun dalam pembuatan film. Dalam hal ini, Voice Over dapat dilakukan oleh orang yang baru memulainya atau bahkan yang sudah professional sekalipun.
Profesi Voice Over, khususnya di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 90-an sehingga tidak lagi jarang ditemukan seorang Voice Over di ranah hiburan, bahkan artis di Indonesiapun mulai merambah masuk ke profesi ini.
Besarnya honor sebagai seorang Voice Over memang cenderung tidak sama atau berbeda tergantung banyaknya naskah dan juga karakter yang akan diperankan di ranah perfilman. Semakin senior atau tingkat profesionalnya semakin tinggi, maka seorang Voice Over boleh untuk mematok harga jual suara mereka. Tinggi atau rendahnya bayaran seorang Voice Over juga tergantung pada tokoh peran yang ditawarkan. Bayaran untuk pengisi suara pemain utama tentu akan berbeda dengan pemain pendukung.
Berbeda lagi dalam ranah komersil seperti iklan. Nilai nominal yang ditawarkan akan lebih besar jika dibandingkan sebuah film. Hal ini dikarenakan suara yang direkam akan diputar secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Nilainya bahkan mampu mencapai ratusan juta rupiah dan bisa berkali-kali lipat. Sangat menjanjikan, bukan?